Jalanan diIndonesia semakin lama semakin padat. Ada banyak faktor yang menyebabkan kepadatan yang berujung dengan kemacetan yang makin hari makin chaos dan tidak karuan. Selain karena faktor bertambahnya kendaraan yang tidak sebanding dengan jumlah ruas jalanan, perilaku kebanyakan pengendara di Indonesia yang bisa dibilang sangat tidak disiplin juga semakin memperparah kondisi lalu lintas.
Sebentar lagi masyarakat Indonesia akan merasakan nikmatnya bulan Ramadhan. Sebagai negara yang mayoritas masyarakatnya muslim, bulan Ramadhan ini menjadi momen yang sangat tepat untuk memperbaiki diri menjadi pribadi yang lebih baik. Di bulan Ramadhan, seorang muslim tidak hanya dituntut untuk menahan lapar dan dahaganya saja, namun juga menjaga perilaku dan kesabarannya dalam menghadapi berbagai godaan dibulan yang penuh berkah ini. Salah satu kesabaran yang menurut penulis sendiri terasa berat dibulan Ramadhan ini bukanlah kesabaran untuk menahan lapar dan haus, melainkan kesabaran dalam berkendara.
Sabar menjaga emosi di jalanan Indonesia bukanlah perkara mudah. Ini bukan Jepang yang jalanannya lenggang, Ini bukan Jerman yang jalanannya rapi dan tertib, ini bukan juga Amerika Serikat yang jalanannya lebar dan lurus serta bensin yang murah yang sangat nikmat untuk melakukan cruising dengan mobil-mobil grand tourer bermesin besar seperti BMW Z4, Mercedes SLK600, sampai Acura Legend. Indonesia dengan 250 juta penduduknya yang berbeda-beda watak dan perilakunya terkumpul menjadi satu dijalanan menuju tujuannya masing-masing. Sayangnya, dengan kondisi lalu lintas di Indonesia yang seperti yang dijelaskan pada paragraf pertama diatas, melakukan perjalanan di Indonesia raya tercinta akan menjadi sebuah bencana bagi para pengendara.
Bencana disini maksudnya bukan bencana seperti banjir, gempa atau gunung meletus. Bencana disini dalam artian kelakuan berkendara sebagian besar masyarakat kita yang menjadi suber bencana bagi orang lain. Beberapa contoh kelakuan berkendara yang bisa menjadi sumber bencana bagi orang lain seperti tidak menyalakan lampu sein ketika akan pindah lajur atau ketika akan berbelok, tidak merawat kendaraan hingga terdapat kerusakan, sampai bersikap egois dengan tidak menaati peraturan lalu lintas. Seringkali ketika hampir terkena bencana dari kecerobohan pengendara lainnya membuat kesabaran kita hilang. Umpatan-upatan kasar sampai kaki dan tangan yang sudah sangat gatal untuk menghajar orang lain yang bisa saja tiba-tiba hilang kontrol.
Yah, semoga saja dengan datangnya bulan Ramadhan kali ini bisa memberi hidayah bagi para pengendara yang sering tanpa sadar hampir membahayakan pengendara lain disekitarnya agar bisa mengendarai kendaraanya dengan lebih sabar agar tercipta lalu lintas yang lancar dan aman pastinya. Juga mungkin sebelum kita menghakimi orang lain, kita juga harus berkaca pada diri kita sendiri. Jujur saja, saya sendiri juga sering melanggar aturan lalu lintas terutama batas kecepatan maksimal. Tapi ya, memang dengan tetap konsisten mengikuti marka, isyarat lampu yang lengkap dan tau diri dalam berkendara memang tidak serta merta menghapus dosa saya sendiri kala berkendara sedikit ngawur tadi. Maka dari itu, ayo tertib lalu lintas agar tidak merugikan orang lain walau mungkin lebih tepatnya agar tidak membatalkan puasa orang lain.
Sabar Menginspirasi : Charis Alfan Maulana
Written by: Sabarhadi
@sabar.hadi, Updated at:
5:57:00 AM