Sekitar 10 tahun silah bertempat di Kendari, Sulawesi Tenggara pada tahun 2006 silam, Muhammad Zaitun Ridwan membuat NTB bangga , dengan mengharumkan nama dari kafilah Provinsi NTB. Cabang lomba pun bukan main , yaitu cabang tilawah Cacat Netra MTQ Nasional 2006, Orang yang disapa Zaitun ini berhasil merebut Juara 1 pada cabang tersebut.
Info Islami (Dok : Sabar )Wow Mengejutkan ! , Kehidupan Sederhana Dari Juara 1 MTQ Nasional Tahun 2006 Patut Menjadi Inspirasi Kita Semua
Penampilannya yang sangat sederhana dan setiap senyum dari dirinya membuat kita sadar , bahwa untuk menjadi yang terbaik , kita tidak membutuhkan sebuah apapun selain berdo'a dan sabar serta berusaha dalam melakukaanya.Sekilas tidak ada yang berbeda dalam penampilannya. Tetapi sesungguhnya, Zaitun tidak seberuntung orang kebanyakan.Warga Lingkungan Pohdana, Kelurahan Gerung Utara ini menderita rabun. Menyebabkan ia tidak bisa melihat dengan sempurna, Namun sekali lagi dalam keadaan tersebut dia mampu mengharumkan NTB, terus bagaimana dengan kita yang fisiknya bagus dan hidup serba berada..?.
Muhammad Zaitun Ridwan adalah sosok yang menginspirasi untuk kita semua, di balik kekurangan tersebut, Allah menyelipkan kelebihan yang kebanyakan orang pun tidak memilikinya. Suara emasnya dalam melantunkan ayat-ayat suci Alquran, menjadi salah satu kelebihan pria asli Pohdana, Gerung Lombok Barat NTB.
Bakat itu lah yang mengantarkannya ke Sulawesi Tenggara. Berlaga di ajang Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional tahun 2006. Bukan itu saja, di ajang yang sama, nama Kafilah Provinsi NTB dibuatnya harum dengan menyabet Juara 1 cabang tilawah kategori cacat netra (Canet) Allahuakbar...
Sekali lagi zaitun membuat kita malu , sebab Zaitun mengatakan juara nasional yang ia dapatkan saat itu, sesungguhnya tidak di harapkan sama sekali. bahkan sempat meneteskan air mata ketika namanya disebut sebagai juara 1 cabang tilawah. Bukan karena gembira, melainkan gambaran kesedihan hatinya saat itu.
”Saya sedih ketika menjadi juara satu,” imbuh Zaitun.
Kesedihannya tersebut dikarenakan langkahnya untuk bisa mendapatkan ilmu lebih banyak lagi di ajang MTQ Nasional harus terhenti. Dikarenakan, setiap juara 1 di cabang yang sama, tidak diperbolehkan untuk mengikuti lomba di MTQ Nasional berikutnya.
Bagi Zaitun, banyak ilmu yang bisa didapat dengan mengikuti MTQ. Dengan keikutsertaannya yang baru satu kali, kemudian langsung mendapat juara, menjadi pemantik kegalauannya saat itu.
”Ingin rasanya bisa tetap ikut MTQ, menambah pengalaman, baru mengejar juara. Tetapi takdir berkata lain, jadi juara itu tetap saya syukuri,” Ungkap Zaitun
Hampir kebanyakan orang setelah mendapatkan juara , selalu merasa puas dan langsung berhenti, namun Zaitun mengajarkan kita semua , bahwa sanya saat berlomba kita juga sekaligus belajar dan mendapatkan banyak ilmu , dari teman-teman yang mengikuti lomba yang sama atau lebih tepatnya dari pengalaman.
Hidup sederhana bukan halangan menjadi orang hebat, fisik yang tak sempurna juga bukan sebuah tebing tinggi karena apapun yang ada dalam diri kita allah sudah mengaturnya dengan sempurna, karena Allah tidak akan menguji hambanya melebihi kesanggupannya.
Written by: Sabarhadi
@sabar.hadi, Updated at:
12:20:00 PM