السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Sudah sangat lama tidak menulis di situs
sabarhadi.com , sebelum itu mungkin saya sedikit menyampaikan beberapa perubahan yang akan terjadi di situs ini:
- Dari segi materi insyaallah akan tetap membahas tentang kata kunci abadi yaitu SABAR, namun akan mengikuti semua hal yang viral di masyarakat. Bisa jadi artikel yang sudah ada akan di perbaiki mengikuti perkembangan zaman.
- Untuk tampilan sendiri tetap sama , akan tetapi akan sedikit di ubah dari tata letak dan sebagainya.
- Artikel akan update setiap minggu hanya saja untuk hari fleksibel sesuai waktu luang , dan jumlah artikel juga menyesuaikan.
Sabar Dalam Menghadapi Kematian adalah materi yang akan kita bahas kali ini. Kemarin pada tanggal 15 Oktober terjadi sebuah insiden didunia olahraga Indonesia cabang Sepak bola. Salah satu penjaga gawang Indonesia yang dimana satu dari sekian penjaga gawang terbaik "Choirul Huda".
Baca Juga : Makna dan Hakikat Sabar Yang Sesungguhnya
Sedikit Tentang Profil Choirul Huda
Lahir di Lamongan, Jawa Timur, Indonesia pada tanggal 2 Juni 1979. Tinggi 1,81 m dan berat 78 kg. Merupakan pemain sepak bola Indonesia yang sampai kini hanya membela klub Persela Lamongan sejak tahun 1999 di Liga 1 Indonesia. Sekaligus salah satu pemain senior di Persela yang memiliki banyak pengalaman di Liga Indonesia. Meninggal di Lamongan, Jawa Timur, Indonesia, 15 Oktober 2017 pada umur 38 tahun.
Insiden Choirul Huda
Choirul Huda meninggal setelah insiden dalam pertandingan melawan Semen Padang pada pertandingan Liga 1 pekan ke 29. Dia bertabrakan dengan rekan setimnya, Ramon Rodrigues, saat mencoba mengumpulkan bola dari lawan dan tertabrak di dada.
Paramedis segera memberinya perawatan darurat sampingan. Seorang paramedis mengatakan bahwa setelah kejadian tersebut, dia masih sadar dan mengeluh sakit dada, namun kondisinya segera kambuh dan dia kemudian meninggal karena luka-lukanya di sebuah rumah sakit setempat.[3]
Menurut seorang dokter di rumah sakit setempat, ia menderita tabrakan di dadanya dan rahang bawah, yang menyebabkan hipoksia yang akhirnya menyebabkan kematiannya.
Lanjut ke materi Sabar Dalam Menghadapi Kematian, perlu di garis bawahi bahwa sanya Jodoh , Rizki itu merupakan sebuah misteri akan tetapi Kematian sudahlah
PASTI. Semua orang di dunia ini sudah pasti akan meninggalkan dunia ini. Semua mahkluk hidup di dunia ini akan menghadapi kematian. Tanpa terkecuali, muda , tua, bahkan bayi sekalipun akan menghadapi kematian. Hanya saja kita tidak tahu kapan itu akan terjadi. Bisa jadi sekarang atau besok. Kita hanya bisa bersabar dalam menghadapi kematian kita.
Sabar Dan Ikhlas dalam Penantian dan Kehilangan
Kenapa harus sabar dalam menghadapi kematian ?
Garis bawahi lagi , Allah swt menciptakan kita tentu saja sudah menentukan kapan kita meninggalkan dunia ini. Allah swt juga sudah menyiapkan bagaimana cara kita akan menghadapi kematian tersebut. Jadi jikalau semua orang beranggapan Almarhum Choirul Huda meninggal dikarena Tabrakan dengan rekan setimnya di bagian dada. Maka itu adalah proses yang sudah di tentukan oleh Allah swt, jadi bukan dia tabrakan terus meninggal, tapi karena Allah swt sudah memanggilnya dengan cara tersebut.
Oleh karena itu kita harus bersabar menghadapi kematian , bukan berarti sabar menunggu kematian, akan tetapi Sabar dalam memperiapkan diri akan mengahdapi kematian tersebut. Menambah amal ibdah kita sebanyak-banyak nya, berbuat baik dengan seksama, menjalankan kewajiban dan jangan lupa sunnah di kerjakan. Karena kita tidak tahu kapan ajal menghampiri.
Almarhum Choirul Huda mengingatkan kita bahwa sanya kematian itu PASTI AKAN DATANG , entah kita sedang duduk atau sedang berkerja. Kita hanya bisa bersabar dan mempersiapkan diri semaksimal mungkin.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh...
Written by: Sabarhadi
@sabar.hadi, Updated at:
4:55:00 AM